Peluang Bank Nahdlatul Ulama Berkompetisi di Pasar Perbankan Nasional

Bank Nahdlatul Ulama (BNU Syariah 26) memiliki potensi besar untuk meramaikan pasar perbankan Indonesia. Dengan basis massa yang sangat besar, BNU dapat menjadi pemain kunci dalam sektor keuangan, khususnya perbankan syariah.

Peluang BNU semakin terbuka lebar dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. 

Hal ini menjadi modal utama bagi BNU untuk menarik nasabah dari kalangan Nahdliyin dan masyarakat umum.

Namun, untuk sukses di pasar yang kompetitif, BNU perlu menyusun strategi yang matang. Salah satu langkah penting adalah membangun kepercayaan masyarakat dengan mengedepankan prinsip transparansi dan profesionalisme.

BNU juga perlu fokus pada pengembangan produk dan layanan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Misalnya, produk pembiayaan untuk usaha mikro dan kecil (UMK) yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

Selain itu, BNU dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan layanan. Layanan perbankan digital akan memudahkan nasabah dalam bertransaksi dan mengakses informasi keuangan.

Salah satu nilai tambah yang bisa ditawarkan BNU adalah kedekatan dengan komunitas Nahdliyin. Dengan jaringan yang luas hingga ke pelosok desa, BNU dapat menjangkau masyarakat yang belum terlayani oleh bank lain.

BNU juga dapat berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMK. Hal ini akan memperkuat basis ekonomi masyarakat dan meningkatkan loyalitas nasabah.

Pada tanggal 24 Oktober 2020, Bank Nahdlatul Ulama (BNU) Syariah 26 diresmikan di Gedung PCNU Mungkid Kabupaten Magelang. Peresmian ini menandai langkah awal BNU dalam memperluas jangkauan layanan perbankan syariah.

Direktur Utama BNU Syariah Kabupaten Magelang, Sutopo Budi Santoso, menjelaskan bahwa izin usaha bank tersebut awalnya atas nama BPRS Meru Sankara, namun telah diakuisisi oleh PCNU menjadi BPRS Meru Nusantara Mandiri.

"Adapun dasar launching ini adalah surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang keluar pada 14 Oktober 2020 lalu. Dan kali ini kita juga luncurkan logo baru perusahaan guna merevitalisasi dan meningkatkan brand image perusahaan," ujar Sutopo Budi Santoso.

Hingga September 2020, bank ini telah memiliki aset Rp19,6 miliar, dana masyarakat Rp16,4 miliar, dan penyaluran pembiayaan Rp14,7 miliar.

"Dengan demikian bank tersebut mampu menumbuhkan secara signifikan dengan pertumbuhan aset Rp5 miliar, DPK Rp6,2 miliar dan protofolio pembiayaan Rp5,2 miliar, dibandingkan posisi pada akhir tahun 2019 lalu," terang Sutopo Budi Santoso.

Sutopo Budi Santoso juga memohon dukungan dari warga Nahdliyin untuk memanfaatkan layanan BNU Syariah, yang dikelola secara profesional, amanah, dan akuntabel.

"Semoga BNU Syariah ini semakin besar ke depannya, dan selalu memiliki komitmen yang semakin maju. Karena kami memiliki target 5 tahun ke depan aset BNU capai Rp100 miliar. Atas izin Allah SWT serta doa dukungan semua stakeholder BNU Syariah, kami optimis bisa mencapainya," tandasnya.

Ketua PCNU Kabupaten Magelang, Achmad Izzuddin, Lc, menyampaikan bahwa keberadaan BNU Syariah akan mendukung amanat PCNU dalam mewujudkan revitalisasi organisasi, pendataan warga NU, dan kemandirian NU.

"Jika ketiga amanat NU terealisasi dan berhasil maka akan semakin maju PCNU Kabupaten Magelang. Dan untuk pendataan warga NU di Kabupaten Magelang sudah terdapat 89 ribu orang. Sedangkan Kotak Koin NU sudah terdapat 58 ribu tersebar di Kabupaten Magelang," terang Achmad Izzuddin.

Acara peresmian tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Rois Syuriah PWNU Jateng, Wakil Ketua Tadfidizah PWNU Jateng, dan Ketua DPS Bank Permata Syariah.

Kehadiran BNU di pasar perbankan Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ekonomi syariah dan pemberdayaan masyarakat.


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beranda