Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi alutsista melalui berbagai inovasi yang mencuri perhatian di Indo Defence 2025. Fokus utama terletak pada kecanggihan smart bomb dan platform taktis masa depan, serta pengungkapan prototipe pesawat tempur ringan dan drone MALE karya PT Infoglobal. Semua ini menunjukkan kesiapan industri pertahanan dalam negeri untuk bersaing di pentas global.
PT Sari Bahari menghadirkan B250ST, sebuah bom pintar berbentuk sayap terbang (flying wing) dengan jangkauan hingga 70 km dan akurasi tinggi (CEP 3 m). Produk ini dilengkapi modul navigasi GNSS/INS dan hadir dalam varian siang-malam ala NATO, menjadikannya solusi andalan bagi armada pesawat tempur TNI yang memerlukan precision strike yang lebih ringan dan ekonomis.
Kolaborasi dengan PT DAHANA memperkuat lini B250ST melalui pengembangan propelant dan detonator dengan kandungan TKDN tinggi (>70 %). Selain itu, DAHANA juga memperkenalkan BNT‑250, bom tajam berat serta roket kendali modular yang siap diproduksi–menggarisbawahi kemajuan Indonesia dalam sistem bom pintar mandiri.
SPEKTAKULER, PT SSE memamerkan mini tank tanpa awak, sebuah kendaraan tempur kompak berawak jarak jauh menggunakan sasis rantai mini, kamera pengintai, dan dudukan senjata otomatis. Produk ini dirancang untuk pengintaian dan operasi urban di medan berat, sekaligus bisa bekerja bersama drone dalam jaringan tempur modern.
PT SSE juga menampilkan varian kendaraan drone darat untuk misi evakuasi medis, logistik, dan penghancuran ranjau. Pendekatan ini menunjukkan bahwa kemandirian alutsista tak hanya diudara, tetapi juga di darat, mengikuti tren global dalam militer robotik.
Dalam skema elektronik, PT LEN menyokong dengan interkoneksi radar, sistem komunikasi dan combat management system. Integrasi ini memungkinkan semua platform, dari potmini tank hingga drone, bekerja dalam satu komando digital terpadu.
Agensi Infoglobal mencuri panggung dengan menampilkan kembali mock-up I‑22 Sikatan generasi 4.5—pesawat tempur ringan bermesin ganda dan sistem avionik mutakhir seperti fly-by-wire dan Helmet Mounted Display System—serta drone intai WANI-23 MALE (8,2 m × 16 m, MTOW 710 kg) yang dibangun sepenuhnya dari komponen dalam negeri dalam dua tahun .
Tak hanya itu, mereka juga memperkenalkan kembali Gamaloka, sistem anti-drone portabel yang diluncurkan ulang tahun ini. Perangkat ini dirancang untuk menetralkan ancaman UAV kecil, menambah lapisan pertahanan udara canggih .
Ketika dunia menyaksikan lonjakan permintaan sistem UAV bersenjata dan drone loitering—seperti di India yang tengah mengembangkan berbagai kendaraan udara tak berawak AI-enabled loitering munitions —Indonesia menunjukkan pijakan serupa melalui B250ST, mini tank, I‑22 Sikatan, dan WANI‑23. Meski konteksnya berbeda, arah teknologi pertahanan nasional sudah selaras dengan dinamika global.
Para delegasi dari berbagai negara memberikan apresiasi tinggi terhadap kemampuan Indonesia mengembangkan bom pintar dan drone MALE tanpa bergantung impor. Bahkan ada diskusi awal mengenai peluang ekspor B250ST serta kit-nya, termasuk ke negara-negara di Afrika dan Asia Tengah.
Semua ini adalah buah dari kolaborasi antara BUMN DEFEND ID, riset kampus, dan mitra swasta seperti Infoglobal. Melalui transfer teknologi avionik, AI, dan elektronik militer, Indonesia bergerak menuju ekosistem pertahanan digital terintegrasi.
Dengan B250ST, mini tank SSE, I‑22 Sikatan, WANI‑23, dan Gamaloka, Indonesia tampil sebagai negara yang bukan hanya konsumen, tapi juga produsen alutsista modern. Ke depan, potensi ekspor cerdas dan inovasi taktis akan terus menjadi prioritas strategis.
Era baru industri pertahanan nasional telah dimulai. Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa menjadi kekuatan regional dalam penyediaan teknologi militer otonom dan pintar, bersaing di pasar global dengan output berkualitas dan harga kompetitif.


Tidak ada komentar
Posting Komentar