Tidak saja menimpa Suriah tapi juga Libya, Yaman dan sebelumnya Somalia, Afghanistan, Irak dan lain sebagainya.
Suriah saat ini mempunyai empat pemerintahan yang masing-masing memiliki wilayah sendiri seperti SG, SIG, NES selain pemerintah Suriah.
Jika dilihat dari pengalaman Somalia, pembangunan tetap bisa terlaksana khususnya di wilayah yang berdiri secara otonom seperti Somaliland yang mengklaim sebagai negara sendiri dan Puntland yang mengklaim sebagai daerah otonomi.
Hanya saja di ibukota Mogadishu terjadi kekacauan dan kevakuman pemerintahan.
Belakangan, ibukota sudah stabil hanya saja belum mempunyai pengaruh yang kuat ke daerah-daerah yang terlanjur mandiri.
Begitu juga di Afghanistan. Terdapat wilayah yang aman dari kekacauan namun saat itu Kabul menjadi rebutan pihak-pihak yang bertikai.
Saat ini, Kabul sudah stabil namun 1/3 wilayah Afghanistan masih dikuasai oleh Taliban.
Hal yang menyeramkan justru terjadi di Myanmar yang mempunyai 30-an pemberontak dan masing-masing mempunyai wilayah kekuasaan dan militer sendiri.
Sebagain dari pemberontak itu sudah menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah dan hidup mandiri namun madih terdapat puluhan wilayah lainnya di luar kendali pemerintah.
Namun karena ibukota tetap dikuasai pemerintah maka hubungan ke luar negeri terus dapat dilakukan dengan baik.
Mirip Tiongkok yang sebenarnya tidak saja mempunyai separatisme di Tibet dan Xinjiang tapi juga terdapat wilayah yang mandiri seperti Hongkong, Macau dan Taiwan.


Tidak ada komentar
Posting Komentar