Tidak selamanya masuk dalam sebuah asosiasi negara menjadi untung, malah dapat hanya buntung.
Contoh misalnya Kyrgyzstan. Negara ini masuk dalam Eurasian Economic Union (EAEU) tandingan Uni Eropa.
Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Bukan malah untung dengan kebijakan tersebut karena produk dari non Eurasian menjadi kena tarif.
Padahal dengan posisi Kyrgyzstan yang berada di tengah benua, produk dari Tiongkok dan Turki akan lalu lalang di wilayahnya.
Seandainya negaranya bebas tak ikut kemana-mana, bukan Kyrgyzstan akan menjadi Dubainya Asia Tengah.
Mereka akan menjual barang Tiongkok ke negara-negara di arah barat, dan menjual barang-barang Turki ke arah timur.
Kini dengan masuk Eurasia, hanya barang dari Rusia yang bebas pajak, karena hanya Rusia yang mempunyai industri. Sementara negara Eurasia lainnya seperti Belarusia, Armenia, Kazakhstan dan Kyrgyzstan menjadi hanya pasar.
Mereka tidak bisa menjual kembali produk Rusia karena sudah tentu kalah dari Tiongkok.
Investor Tiongkok juga akan lebih suka membangun pabrik di Rusia daripada di Armenia atau Kyrgyzstan misalnya.
Tapi mungkin ada kegunaan secara keamanan. Kyrgyzstan bukan sebuah negara yang kuat. Selama ini pihak luar banyak yang ikut campur urusan dalam negeri sehingga menimbulkan kekacauan.
Jika harus begitu Kyrgyzstan harus bisa mencari celah yang tidak bisa dikerjakan Rusia.
Misalnya, jika kekuatan produksi Uni Eropa adalah Jerman, Prancis dan Italia maka negara lainnya bisa membackup dari belakang. Dengan menjadi reseller dan lain sebagainya karena hanya itu oeluang yang tersisa.
Tidak ada komentar
Posting Komentar